Rabu, 06 Januari 2016

Pelangi yang Berbeda



Aku definisikan kamu singkat saja : "Berbeda " lalu akan aku jabarkan sedikit lewat tulisan.
Tidak ada yang tahu kapan datangnya pelangi, namun pelangi ada setelah hujan. Begitulah Tuhan mempertemukan aku dan kamu persis seperti pelangi.
Untuk kamu yang tadi pagi tidak mandi, untuk kamu yang sekarang sedang berpikir jawaban ulangan Matematika dan untuk kamu yang nanti bikin aku kesal. Barangkali kamu bosan membaca isi pesan " Aku sayang kamu" atau telinga mu bosan mendengar Voice Note tidak jelas dariku. Adakah hari yang aku lewati tanpa ungkapan rasa sayang terhadap mu?
Rasanya tidak.
Entah kenapa terkadang aku tiba-tiba rindu, tiba-tiba tersenyum bahkan tiba-tiba menangis. Kamu membuatku berada pada sekian keadaan, membuat bingung sendiri. Tidak disamping mu membuat rindu semakin mendalam dan kekesalanku ada saat kamu disampingku. Kamu lelaki menyebalkan tapi aku rindu.
Maaf, sempat  membuat mu menangis pilu, meminta tidak ada perpisahan, menolak semua yang aku mau, mengalah untuk egoku yang kuat. Maaf, sempat membencimu, sempat tidak ingin lagi mengenalmu, sempat marah terhadap mu. Namun, aku lebih sayang kamu, lebih kuat merindumu, lebih dari sekedar kata “ Jangan tinggalkan aku”
Siapapun yang saat ini membaca tulisanku, maka saksiku bertambah. Lelaki yang saat ini bersamaku,  lebih dari cukup membuatku untuk tidak berpaling, lebih dari yang aku pinta pada Rabb-ku, lebih dari sekedar terbaik yang aku inginkan.
Terimakasih sampai saat ini kamu masih bersamaku mengalahkan tingginya egoku, menghempaskan rasa raguku, selalu berusaha ada untuk kerepotanku, sekedar menuruti mauku yang aneh, tidak mempermasalahkan sikapku  yang kadang memalukan. Kadang aku tiba-tiba memarahimu dan kamu balas dengan kata “ aku sayang kamu “
Maka, ini yang aku definisikan “berbeda” dan kamu ada setelah aku merasakan semua rasa tentang cinta, maka aku sebut kamu “Pelangi yang berbeda”

Syifa Rossa


Selasa, 05 Januari 2016

“Pesan Sebelum Pensiun”



Wahyudi Purnomo (64), Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor, Jurusan Penyuluhan Peternakan sedang menanti Surat Keputusan Pensiun setelah lama berkiprah didunia pendidikan 20 tahun yang lalu, dari mulai Snakma,Akademi Penyuluhan Pertanian hingga sekarang namanya menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor. Beliau lulusan dari Universitas Padjajaran Fakultas Pertanian program studi  Teknologi Hasil Pertanian (1991). Beliau juga pernah mendapat beasiswa negara dari Bank Dunia yaitu kursus Ternak Unggas di Belanda selama 3 bulan.
Selama menjadi dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor, beliau mengajar mata kuliah Repoduksi Ternak, Ternak Unggas, Bahasa Inggris, Analogi Physiologi Ternak dan sekarang beliau masih mengajar mata kuliah Dasar-Dasar Budidaya Ternak. Gaya bicaranya yang santai dan selalu mengandung pepatah, apalagi beliau merupakan salah satu dosen paling digemari mahasiswa karena wawasannya yang sangat luas sehingga 4 jam mata kuliah bisa menjelajahi dunia dan seisinya.
“Saya sedang menanti surat keputusan pensiun, kemungkinan bulan Januari 2016. Foto copynya sudah ada, namun yang aslinya belum keluar” Ujar Wahyudi disela-sela pembicaraan.
Sebelum pensiun, beliau sudah menyiapkan rumah di daerah Malimping, Bogor. Sementara ini beliau masih menempati Rumah Dinas di lingkungan Sekolah Tinggi Penyuluhan Bogor.
Diujung pembicaraan beliau berpesan” Saya berharap Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor lebih maju, untuk dosenya semoga makin disiplin dalam mendidik mahasiswa sehingga bisa meghasilkan mahasiswa yang berkopeten tinggi untuk menciptakan kader pertanian yang handal sesuai visi misi dan untuk mahasiswanya harus lebih rajin dan terus berkarya” Ujar Wahyudi.