Selasa, 21 April 2015

Maaf, seraya Munafik

Sengaja sajak ini tak ku tujukan padamu
Seraya tahu mulutmu mengeluarkan kata "PALSU"
Seraya tak ingin terluka
Hanya dengan memberitahu mu
Tentang bait ini

Sekarang, Esok atau entah kapan temponya
Akan tiba masa yang seraya takutkan
Tentang tanah yang berbeda
Pandangan yang jauh
Sekaligus tak bisa kilat perjalanan bertemu

Ini entah sekarang
Entah Ini lusa
Entah ini  temponya
Serasa seperti telapak tangan yang meremas pecahan beling

Berjalan dan terus berlari
Seraya dibelakang mu tetap dengan doa
Tak berani seraya sentuh kulitmu, Tuan
Seraya hanya bisa melamabaikan tangan

Apa kau akan percaya
tentang bait ini
yang seraya tulis di malam buta
Seraya tak takut lagi kau mengucap "PALSU"

Dengar Tuan,
Seandainya tuan percaya
seraya tak mungkin menulis sepanjang ini
Seandainya  kita bisa bertemu
Tak mungkin seraya mengucurkan rindu lewat bait


Sekarang tuan sudah baca,
Apa yang tuan dapat dari bait ini?
Adakah kalimat seraya yang mengungkapkan kerinduan?
Maaf, seraya Munafik saja
Dengar Tuan, SERAYA TAK PERNAH MERINDU LAGI..




CIAMIS, 21 April 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar