Sengaja sajak ini tak ku tujukan padamu
Seraya tahu mulutmu mengeluarkan kata "PALSU"
Seraya tak ingin terluka
Hanya dengan memberitahu mu
Tentang bait ini
Sekarang, Esok atau entah kapan temponya
Akan tiba masa yang seraya takutkan
Tentang tanah yang berbeda
Pandangan yang jauh
Sekaligus tak bisa kilat perjalanan bertemu
Ini entah sekarang
Entah Ini lusa
Entah ini temponya
Serasa seperti telapak tangan yang meremas pecahan beling
Berjalan dan terus berlari
Seraya dibelakang mu tetap dengan doa
Tak berani seraya sentuh kulitmu, Tuan
Seraya hanya bisa melamabaikan tangan
Apa kau akan percaya
tentang bait ini
yang seraya tulis di malam buta
Seraya tak takut lagi kau mengucap "PALSU"
Dengar Tuan,
Seandainya tuan percaya
seraya tak mungkin menulis sepanjang ini
Seandainya kita bisa bertemu
Tak mungkin seraya mengucurkan rindu lewat bait
Sekarang tuan sudah baca,
Apa yang tuan dapat dari bait ini?
Adakah kalimat seraya yang mengungkapkan kerinduan?
Maaf, seraya Munafik saja
Dengar Tuan, SERAYA TAK PERNAH MERINDU LAGI..
CIAMIS, 21 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar