Rabu, 27 Mei 2015

PUISI TAK BERUJUNG

Ada sesak saat ku baca sebuah tulisan
Ingat irama janji yang kau ucap
Malam kemarin, saat hati masih bisa kau rayu
Aku beri pamit, kau tolak mentah

Kelam malam, lebih kelam hatiku
Yang teriris lebih dari sering
Ah, aku bosan menangis
Apalagi harus mengemis padamu

Aku diam saja
Melihat wayang yang berskenario hebat
Aku menertawakan lukaku
Tiada lagi, kau beri duri padaku

Mengapa kau ucap manis padaku
Jika yang lebih manis kau janjikan padanya
Tak cukupkah dengan cintaku saja
Atau kau sengaja menjadi dalang keperihan ini

Menyisir sepanjang pantai
Tak ku lihat kau mengikutiku
Sampai ini kah perjuangan mu padaku
Tak sebalas dengan yang aku lakukan padamu

Mana mau kau dengan wanita  sepertiku
Malu kau bawa aku, kenalkan pada temanmu
Tiada lagi, Kau pasti tidak mau
Jika kau mau, Kau tentu pilih aku

 Kau lupa setia yang kau janjikan
Tidak seperti ini yang mengerikan
Kau ingat, namun kau lebih ingat pada raut wajahnya
Aku, lupakan saja....

Jika ku tuliskan kecewaku malam ini
Sampai pagi suntuk pun tidak cukup
Sekalipun dengan beribu maaf
Puisi ini tak akan berujung


SYIFA ROSALIYA
CIKONENG, 27 MEI 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar